Jogja, dprd-diy.go.id – Pembelajaran secara online masih terus dijalankan hingga saat ini seiring dengan ditundanya pembelajaran tatap muka. Pemanfaatan teknologi informasi kian dibutuhkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan secara online.
Rony Primanto Hari, Kepala Dinas Kominfo DIY mengatakan bahwa pada dasarnya perencanaan pembelajaran jarak jauh telah dibuat sebelum masa pandemi. Rony mengungkap bahwa adanya pandemi justru mengakselerasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, meskipun masih mengalami banyak kesulitan di awal penerapannya.
“Perencanaan belajar jarak jauh sudah ada dari jauh-jauh hari, Pemda DIY sudah merencanakan sejak lama. Pandemi mengakselerasi lebih cepat (penerapan pembelajaran jarak jauh) walaupun di awal (sebelum pandemi) sudah siap. Sudah ada rencana, misal pembentukan BTKP Tekkomdik yakni pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Kita sudah punya blue print Jogja Smart Province,” ungkapnya, Sabtu (31/07/2021).
Pada awal pandemi, Rony melihat permasalahan pembelajaran online masih terkendala pada kurangnya infrastruktur. Hanya beberapa sekolah yang sudah menggunakan fiber optik, sedangnya lainnya masing menggunakan wireless. Pihaknya bertekad untuk menguatkan infrastruktur yang menunjang pembelajaran online ini.
“Akhir tahun 2020 kita sudah pasang 600 kilometer jaringan fiber optik yang menghubungkan sekolah SMA dan SMK se-DIY. Ini masih mau penambahan (fiber optik). tujuannya untuk memberikan kemudahan ke masyarakat, terutama di wilayah yang masih blank spot. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa semuanya teraliri internet,” terang Rony.
Menurut Rony, perbaikan infrastruktur ini perlu didukung oleh peran serta dari masyarakat baik dari segi literasi digitalnya maupun alat untuk mengakses teknologi. Rony menerangkan bahwa literasi digital yang harus dikembangkan yakni berupa digital skill, digital culture, digital ethic, dan digital safety.
“Kolaborasi antara pemerintah, swasta, masyarakat dan akademisi adalah suatu kerjasama yang perlu kita lakukan. Ini harus menjadi perhatian kita semua yang harus kita laksanakan,” imbuhnya.
Stevanus Christian Handoko, Anggota Komisi A DPRD DIY menyampaikan banyak keluhan dari masyarakat yang kesulitan dalam mengakses pembelajaran secara online. Menurutnya hal ini wajar karena semua orang mengalami migrasi ke hybrid secara tiba-tiba.
Stevanus mengatakan meskipun DIY sudah memiliki blue print, namun belum ada persiapan platform khusus pembelajaran jarak jauh. Menurutnya jika ada platform khusus tentu akan memudahkan akses pembelajaran online dengan harga yang lebih efisien.
“Kita memang selama ini tidak pernah menyiapkan adanya platform khusus untuk pembelajaran daring. Kalau kita punya platform sendiri semua sudah dirancang untuk memudahkan, kuota yang dipakai juga minim. Mudah-mudahan kementrian memikirkan untuk membuatkan platform yang bisa digunakan di seluruh indonesia yang mudah, efisien dan ramah untuk yang memiliki kuota terbatas,” paparnya.
Ia berharap Dinas Kominfo DIY dapat melakukan kolaborasi untuk percepatan pengembangan platform pembelajaran daring yang sesuai dengan Jogja. Menurutnya kualitas mengajar guru dan dosen di Jogja sudah baik, hanya saja masih sulit dalam proses peralihan ke digital.
“Saya berharap kominfo kolaborasi dengan akademi agar bagaimana percepat pengembangan platform yang sesuai dengan jogja, peningkatan kualitas guru dan dosen sudah bagus tapi bagaimana membawa kemampuan di kelas ke digital,” ungkapnya.
Erik Hadi Saputra, Akademisi asal AMIKOM Yogyakarta menanggapi bahwa persoalan dari pembelajaran daring ini tidak hanya memindahkan ruang kelas, namun terjadi akselerasi sehingga pelajar juga mendapatkan ilmu yang lebih banyak. Ia menerangkan metode yang digunakan dapat menggunakan skema pembelajaran sepertia biasanya yang dilaksanakan secara daring atau dengan metode campuran yang mengadaptasi digitalisasi.
“Poinnya tidak hanya sekedar memindahkan ruang kelas, terjadi akselerasi jadi pelajar dan mahasiswa bisa mendapatkan pelajaran lebih. Harusnya ada upgrading di situ,” ungkap Erik. (fda)
Leave a Reply